Senin, 28 Oktober 2013

RPP Kelas XI IPS materi Permutasi



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

                 
                  Nama Sekolah             : SMAN 1 Warungkiara
                  Mata Pelajaran            : Matematika
                   Kelas / Program          : XI (Sebelas) / IPS 1
                  Semester                      : Ganjil

Standar Kompetensi                :  1.      Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar                    :  1.4.   Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah.

Indikator                                   : 1.      Mendefinisikan permutasi dan menggunakan permutasi dalam pemecahan soal.
                                                    
Alokasi Waktu                          :  2 jam pelajaran (1 pertemuan).

A.     Tujuan Pembelajaran
         a.   Peserta didik dapat mendefinisikan permutasi dan menggunakan permutasi dalam pemecahan soal.
v  Karakter siswa yang diharapkan : - Disiplin (discipline)
- Rasa hormat dan perhatian (respect)
- Tekun (diligence)
- Tanggung jawab (responsibility)
B.     Materi Ajar
         Peluang.
       a.   Permutasi:
-     Permutasi n objek dari n objek yang berbeda.
-     Permutasi k objek dari n objek yang berbeda, k  <  n.
      -     Permutasi n objek dari n objek dengan beberapa objek sama.
               -     Permutasi  siklis (pengayaan)
C.     Metode Pembelajaran
         Ceramah, tanya jawab, diskusi.
D.     Langkah-langkah Kegiatan   
         Pendahuluan            :     1. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdoa
      2. Mengkondisikan kelas sebagai pembiasaan
      3. Guru memberikan Apersepsi dan prakonsep
      4. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
      Motivasi             :  Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat mendefinisikan permutasi dan menggunakan permutasi dalam pemecahan soal.
      Kegiatan Inti
Ø  Ekplorasi
ü  Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai definisi permutasi dan penggunaan permutasi dalam pemecahan soal (Bahan : buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Ganjil Jilid 2A, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 106-108 mengenai notasi faktorial, dan hal. 108-114 mengenai permutasi yang terdiri dari hal. 109 mengenai permutasi n objek dari n objek yang berbeda, hal. 110 mengenai permutasi k objek dari n objek yang berbeda, k  <  n, hal. 110-112 mengenai permutasi n objek dari n objek dengan beberapa objek sama, dan hal 112-114 mengenai permutasi siklis (pengayaan).
ü  Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan definisi permutasi dan penggunaan permutasi dalam pemecahan soal.       
Ø  Elaborasi
ü  Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 106-107 mengenai penghitungan faktorial suatu bilangan dan pengubahan bentuk perkalian beberapa bilangan berurutan ke dalam notasi faktorial, hal. 109 mengenai permutasi n objek dari n objek yang berbeda, hal. 110 mengenai permutasi k objek dari n objek yang berbeda,  k < n, hal. 111-112 mengenai permutasi n objek dari n objek dengan beberapa objek sama, dan hal 113 mengenai permutasi  siklis.
ü  Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai penghitungan faktorial suatu bilangan dan pengubahan bentuk perkalian beberapa bilangan berurutan ke dalam notasi faktorial, dan sebaliknya, serta penggunaan permutasi dalam pemecahan soal dari “Aktivitas Kelas“ dalam buku paket hal. 107 dan 113  sebagai tugas individu.
Ø  Konfirmasi
ü  Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari “Aktivitas Kelas” dalam buku paket pada hal. 107 dan 113.
ü  Peserta didik mengerjakan beberapa soal latihan dalam buku paket hal. 107-108 dan 114 sebagai tugas individu.
         Penutup
ü  Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai notasi faktorial dan permutasi (permutasi n objek dari n objek yang berbeda, permutasi k objek dari n objek yang berbeda, k < n, permutasi n objek dari n objek dengan beberapa objek sama, dan permutasi siklis (pengayaan).
ü  Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
ü  Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi mengenai notasi faktorial dan permutasi (permutasi n objek dari n objek yang berbeda, permutasi k objek dari n objek yang berbeda, k  <  n, permutasi n objek dari n objek dengan beberapa objek sama, dan permutasi  siklis (pengayaan)) dari soal-soal latihan yang belum terselesaikan di kelas atau dari referensi lain.
E.     Alat dan Sumber Belajar
Sumber :   
-        Buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester Ganjil Jilid 2A, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 98-105, 106-108, 108-114, 115-119, 119-122.
-        Buku referensi lain.
Alat :
-                Laptop
-                Alat tulis
               F. Penilaian   
               Teknik                      :     Tugas individu
               Bentuk Instrumen    :     Uraian singkat
               Contoh Instrumen :
1.      Tentukan nilai dari :
a.        
b.       
c.      
d.     
2.    Dari 7 siswa akan dipilih 4 siswa untuk menjadi pengurus kelas, yaitu ketua, wakil ketua, sekertaris, dan bendahara. Berapa banyak susunan pengurus apabila setiap calon pengurus mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih dan tidak ada pengurus yang rangkap ?
  3.    Pada rapat pengurus OSIS SMAN 1 Warung Kiara dihadiri oleh 6 orang yang  duduk mengelilingi sebuah meja bundar. Berapakan susunan yang dapat terjadi ?
                                                                                    Sukabumi, 29 Oktober 2013
                                                                                    Praktikan


                                                                                     Neng  Rita Kasih
                                                                            NPM. 01020301100562       
                                                     Mengetahui
Kepala Sekolah                                                                    Guru Pamong



Drs. Tateng Mulyana, M.Pd                                                 Hj. Ika Martika, S.Pd
NIP. 196002281986101002                                                 NIP. 196204251998022001

Senin, 07 Mei 2012

Puisi GALAU..--__--))**


Andaikan malam yang sunyi ini,
Bi isa menjadi malam yang terindah untukku
pasti aku akan merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini
tetapi semua itu takkan pernah terjadi
karna satu-satunya cara yang bisa membuat malam ini menjadi indah
adalah hadirnya sosok dirimu di sampingku
malam ini kulihat bintang yang indah, yang bertebaran dan berkelap-kelip di langit
seandainya engkau ada disini bersamaku
pasti bintang itu akan terlihat jauh lebih indah
semilir angin berhembus menggoyangkan dedaunan diatas pohon
dan seakan mencoba membisikkan namamu  di telingaku
dingin yang aku rasakan, air matapun seakan membeku karenanya
ku coba pejamkan mata memngingat saat engkau memelukku dan mencium lembut keningku
saat itu aku sadar bahwa hanya dirimu yang mampu membuat aku bahagia
karena aku merasa nyaman saat aku berada didekapmu
dan aku juga menyadari bahwa aku tidak bisa berdiri sendiri di tengah kegelapan
aku membutuhkan seseorang yang dapat menyinari hati dan perasaanku
dan orang itu adalah ‘kamu’
kau bagaikan permata di antara batu-batu
kau yang mampu melukis warna-warna indah dalam hidupku
dank kau lah yang terindah…..
aku berharap saat aku membuka kedua mataku, engkau akan berada di depanku
dan aku akan menyambut kehadiranmu
namun ternyata saat aku membuka mataku
aku tetap berdiri sendiri, hanya berteman sepi
kembali ku tetskan air mataku …
dan saat itu pula aku mendengar seseorang memanggil namaku dengan lembut
namun saat aku menoleh, ternyata itu hanya bayangmu…
aku merindukanmu……………….

created by 

Nenk Blacksweet Cecenetd



Senin, 30 April 2012

Cerpen islami (Religi)




Cerpen karya Neng Rita Kasih
 “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’dama amatana wailaihinnusur”. Gumam Sarah saat ia terbangun dari tidur lelapnya. Jarum jam menunjukkan pukul 04:25 WIB Sarah bergegas bangun untuk segera mengambil air wudhu. Tak lama kemudian adzan subuh tengah berkumandang, Sarah pun kemudian memakai mukenanya untuk kemudian melaksanakan shalat subuh. Ayat-ayat suci Alqur’an pun tak lupa ia kumandangkan setelah ia selesai melaksanakan shalat subuhnya.
Sarah adalah seorang wanita berusia 21 tahun yang kini tengah menjadi seorang mahasiswi fakultas kedokteran di salah satu universitas swasta di Jakarta, ia terlahir dari sebuah keluarga yang cukup berpengaruh di ibu kota, ayahnya seorang pengusaha sukses dan ibunya seorang pendiri yayasan ternama d kota metropolitan ini. Hidupnya memang serba berkecukupan dan serba mewah hal apapun yang ia inginkan pasti ia bisa dapatkan, meskipun ia hanya seorang anak angkat di keluarga ini.
Sarah diadopsi oleh bapak dan ibu Frans sekitar 19 tahun yang lalu saat Sarah masih berusia 2 tahun di sebuah panti asuhan di daerah ibu kota. Orang tua kandung Sarah meninggal dunia saat ia berusia 1 tahun karena kecelakaan maut. Ibu dan bapak Frans mengadopsi Sarah karena ibu Frans tidak bisa mempunyai anak akibat kanker Rahim yang di deritanya, sehingga hal ini menjadikan Sarah sebagai anak tunggal dari mereka. Meskipun Sarah hanya seorang anak angkat di keluarga ini namun bapak dan ibu Frans sudah menganggap Sarah sebagai anak kandung mereka, mereka sangat sayang sekali terhadap Sarah dan Sarah pun demikian.
***
“tok tok tok !!..” Ibu Frans mengetuk pintu kamar Sarah
“Sarah, Sarah..” kemudian ia memanggil nama anaknya beberapa kali, namun tidak ada jawaban, kemudian ibu Frans membuka pintu kamar Sarah yang ternyata tidak di kunci. Matanya menyapu seluruh ruangan kamar Sarah yang bernuansa pink itu, sampai akhirnya kedua matanya menemukan Sarah yang masih terbaring di atas sejadah, ibu Frans pun segera menghampirinya.
“Sarah, bangun sayang ..”kata Ibu Frans smbil mengelus-elus wajah sarah yang masih terbalut mukena itu,
“emmmmh bunda..”Sarah tersadar membuka kedua matanya perlahan-lahan mendapati sosok bundanya,
“bangun sayang udah siang, kamu ketiduran ya habis shalat subuh??..”Tanya ibu Frans,
“iya bunda, habisnya malem Sarah ngerjain tugas sampai larut malem jadi ngantuk banget..” jawab Sarah sambil beranjak bangun dari sejadahnya,
“emh ya udah cepetan sana mandi dulu, bukannya hari ini kamu mau ke butik..”bundanya mengingatkan,
“iya bunda Sarah mau ngecek barang yang baru di import kemaren..”kata Sarah,
“ya udah kalo gitu cepetan mandi sana, bunda sama ayah nunggu di meja makan ya..”kata bundanya,
“iya bunda..” jawab Sarah.
Bundanya pun beranjak meninggalkan kamar Sarah, sementara itu Sarah segera melipat alat shalatnya dan beranjak ke kamar mandi.
Setengah jam kemudian Sarah sudah berpakaian rapi bajunya yang berwarna pink di padu padankan dengan kerudungnya yang berwarna pink juga. Sarah memang seorang gadis yang taat beragama sehingga ia tumbuh menjadi seorang gadis berjilbab, karena keluarga dari bapak dan ibu Frans juga keluarga yang tau akan ilmu agama. Meskipun keluarga ini bergelimbang harta namun tak lantas membuat mereka lupa akan ajaran agama.
Setelah merasa pas, Sarah pun mengambil handbag’nya dan bergegas meninggalkan kamarnya karena ia tengah di tunggu kedua orangtuanya di meja makan. Satu per satu Sarah menuruni anak tangga dari kamarnya yang terletak di lantai satu menuju ruang makan dan ternyata memang ayah dan bundanya tengah menunggu disana.
“pagi sayang..” sapa ayah Sarah yang tak lain adalah pak Frans mencairkan suasana pagi itu,
“pagi juga ayah..” sarah membalas sapaan ayahnya dan kemudian duduk di depan ayahnya itu,
Sementara itu bundanya sedang membantu mbo yem (pembantu rumah tangga) menyiapkan sarapan untuk mereka.
“cantik banget anak ayah pagi ini..” goda pak Frans pada Sarah,
“ahh ayah udah dari lahir kali Sarah tuh cantik..hee” Sarah menanggapi godaan ayahnya,
“ia donk pasti cantik mirip bundanya…” kata ibu Frans sambil meletakkan segelas susu di dekat Sarah dan ikut larut dalam perbincangan pagi itu,
Sarah mengambil selembar roti yang kemudian ia olesi selai coklat seperti biasanya, kemudian ia melahapnya.
“Sarah, gimana bisnis butikmu nak?” Tanya ayahnya di sela-sela sarapan pagi itu,
“emh alhamdulillah yah sejauh ini perkembangannya cukup pesat, sekarang aja Sarah mau ke butik mau ngecek barang yang baru d import kemaren” jawab sarah,
“bagus kalau begitu, itu baru anaknya ayah..” kata ayahnya bangga,
“ayah punya kabar gembira buat kamu Sarah..” lanjut ayahnya,
“apa yah??” Sarah penasaran,
“mobil kamu sudah selesai di service , jadi kamu bisa bawa mobil sendiri gak usah ikut sama ayahmu lagi..” bundanya menjelaskan,
“yang bener?? Kapan emang mobil Sarah diambilnya??” Sarah senang,
“kemaren di ambil sama mang Udin, ayah sengaja nggak ngasih tau kamu biar jadi kejutan..”jelas ayahnya,
“ayah makasih ya..” Sarah kegirangan,
Ayahnya hanya mengangguk di sertai senyuman kecil, begitu juga bundanya yang ikut senang juga.
“ya udah ya yah, bunda Sarah berangkat duluan takut telat ke butik.”pamit Sarah,
“lho, Sarapannya gak di abisin sayang??” Tanya bundanya,
“gak bunda, Sarah berangkat dulu. assalamua’alaikum??” Sarah mendadak tergesa-gesa tak sabar ingin segera mengendarai mobilnya lagi,
“wa’alaikumsalam..” jawab ayah dan bundanya.
***
“senengnya bisa bawa mobil lagi,” kata Sarah sembari duduk mengemudikan mobilnya,
“o ya, gue harus nelpon Dina..” lanjutnya kemudian dia langsung memencet tombol hp’nya untuk menghubungi Dina,
Dina adalah karyawan dibutik Sarah, selain karyawan Dina juga adalah sahabat Sarah. Mereka sudah seperti saudara, tidak ada rasa sungkan dan canggung mereka tidak seperti atasan dan bawahan.
“hallo assalamua’laikum Sar, “ kata seseorang diseberang sana yang tak lain adalah Dina,
“waa’alaikumsalam din, lo ada di butik kan ??..” tanya Sarah ,
“iya, kenapa gitu sar, lo mau kesini bukan??” kata Dina diseberang sana,
“iya din, gue lagi di jalan menuju butik nih, bentar lagi gue nyampe..”jelas Sarah,
“ok deh kalo gitu gue tunggu ya..”Kata Dina ,
“ok, ya udah assalamua’laikum,,”Sarah mengakhiri perbicangannya,
“Waa’laikumsalam..”jawab Dina, dan kemudian Sarah memencet tombol merah di hp’nya,
20 menit kemudian Sarah sampai di butiknya. Butik yang cukup besar dengan berbagai macam koleksi baju muslim local dan internasional, sebagian dari koleksi baju muslimnya ia datangkan dari luar negeri. Sudah hampir 2 tahun ia menjalankan bisnis butik ini di temani Dina sebagai parthner’nya.
“assalamua’laikum..”kata Sarah saat memasuki butik dan ia langsung mendapati Dina disana,
“wa’alaikumsalam..”jawab Sarah sambil merangkul dan cipika-cipiki sama sahabatnya Sarah
“sumbringah banget non mukanya, ada apa ni??” Tanya Dina agak penasaran dengan tingkah Sarah yang kelihatan bahagia saat itu,
“tau aja lo kalo gue lagi seneng, nggak ada yang special sih cuman lo gak liat apa gue bawa mobil sendiri..”jelas sarah,
“oh itu rupanya, emang udah kelar ya di service’nya??” tanya Dina,
“udah din, kemaren di ambil sama mang Udin, tapi ayah ngasih taunya tadi pas gue lagi sarapan.” jelas Sarah,
“oh jadi lo datang kesini buat ngasih tau hal ini, gitu??..” tanya Dina lagi,
“hee, bukan sih tapi sekalian. Gue kesini mu ngecek barang yang baru di import kemaren.” Sarah menjelaskan tujuan dia datang ke butik,
“oh ia itu barangnya lagi diberesin sama Rudi dan Zeni..” jelas Dina,
“bagus deh, takutnya barangnya belum nyampe makanya gue ngecek kesini, gue mau langsung ke kampus sekarang” kata Sarah,
“lo nggak sekalian liat dulu barangnya?”tanya Dina,
“nggak din, gue serahin aja semuanya sama lo, gue percayain semuanya sama lo, lo kan sahabat gue yang paling baik,,he” kata Sarah sambil nyengir,
“dasar lo..” dina ikutan nyengir,
“ya udah din, gue ke kampus dulu ya. Assalamua’laikum” pamit Sarah,
“hati-hati ya. wa’alaikumsalam ” kata Dina,
***
“hey Sarah , apa kabar lo??” tiba-tiba seorang cewek menepuk punggung Sarah datang dari arah belakang saat Sarah tengah berjalan di salah satu koridor kampusnya,
“hey, bikin kaget aja lo , hampir aja jantung gue  mau copot.”kata Sarah kaget,
Ternyata cewek itu adalah Shanty teman satu kelas Sarah. Mereka telah menjadi teman baik semenjak mereka ospek saat pertama masuk universitas ini, kini mereka sama-sama di semester 6 Fakultas Kedokteran.
“kemana aja lo sar?” Tanya Shanty yang langsung ikut jalan bareng Sarah,
“ada, ya lo tau donk gue kan orang sibuk..”jawab Sarah sedikit bercanda,
“iya deh gue tau ko lo orang sibuk, lo pasti sibuk ngurusin butik lo kan..”Shanty menebak,
Sementara Sarah mengangguk pertanda membenarkan tebakan Shanty.
“eh butik lo kan udah mau 2 tahun tapi gue gak pernah tau alesan lo buat bikin bisnis butik itu, secara kan lo kuliah di fakultas kedokteran ya se’enggaknya lo bikin klinik ke atau apotik gitu. Menurut gue gak nyambung gitu lho.” Jelas Shanty,
“emmh gimana ya, gue bisnis butik karna gue hobby aja gue suka koleksi macem-macem baju kan dan gue coba berbagi koleksi baju gue itu sama orang lain.  Masalah kenapa gak bikin klinik atau apotik atau apalah itu, rencananya nanti kalo gue udah lulus dan udah menjadi seorang dokter. Nanti sekalian gue bikin rumah sakitnya deh..hee” jawab Sarah lagi-lagi sedikit bercanda,
“by the way perkuliahan kan masih setengah jam lagi, ke kantin yu sar gue laper ni??” ajak Shanty,
“ok..”jawab Sarah simple,
Mereka berdua pun hengkang menuju kantin.
Setelah sampai di kantin, mereka berdua duduk dan memesan makanan seperti biasa.
“eh sar gue lupa hari ini kita ada praktek nggak sih??” Tanya Shanty memulai kembali perbincangan mereka,
“nggak ada, minggu depan kita prakteknya Shan..” jelas Sarah sambil memakan makanannya,
“oh iya gue lupa. Emmh ngomong-ngomong cowok lo siapa sih? Ko gue nggak pernah denger tentang cowok lo ??” Tanya Shanty dengan mimic muka yang agak serius,
“oh masalah itu..”Sarah menjawab dengan tenang namun tak memberikan jawaban yang pasti,
“ko cuman oh doank sih??” Shanty tidak puas dengan jawaban Sarah,
“emang kenapa lo  nanyain hal itu, penting gitu buat lo??” Sarah balik nanya,
“ya gue pengen tau aja sar. Tapi kalo lo jawabnya gitu, berarti lo jomlo ya?? Kenapa sih lo belum punya cowok??” Tanya Shanty penasaran,
Sarah menghentikan aktivitas makannya sejenak kemudian menarik nafas dalam-dalam.
“Shanty, masalah gue punya atau nggak punya cowok bukan masalah yang besar kan?. Nggak ada satu alasan yang mengharuskan gue punya atau nggak punya cowok, yang jelas untuk saat ini gue belum mikirin hal itu lagi pula mau ada cowok seperti apa pun yang gue cinta cuman satu, Allah.” Jelas Sarah,
“so religious lo, gue cuman heran aja cewek secantik dan sekaya lo nggak punya cowok..”Shanty menanggapi penjelasan Sarah,
“eh tapi bukannya dulu lo pernah mau dijodohin atau dikenalin sama temen bokap lo yang kuliah di Australy ?” Shanty masih penasaran,
“oh itu, iya emang dulu gue sempet mau dikenalin gitu sama bokap gue tapi cowok yang mau dikenalin sama gue itu keburu berangkat lagi ke Australy. So, nggak jadi deh.” Jawab Sarah,
“ohh gitu to.trus ….”belum selesai Shanty bicara,
 “udah, lo nggak usah nanya-nanya lagi kaya wartawan aja. Cepetan abisin makannya bentar lagi kita masuk.” Sarah memotong pembicaraan Shanty,
“iya gue nggak bakalan nanya lagi.” Kata Shanty
Setelah selesai makan mereka pun pergi ke kelas.
***
Jarum jam menunjukkan pukul 00:57 WIB, saat itu Sarah terjaga dari tidurnya, seketika ia langsung pergi mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat Qiamullail. Setiap malam di sela-sela waktu untuk tidurnya memang Sarah selalu menyempatkan waktunya untuk melaksanankan shalat malam, ketika orang-orang tertidur pulas dengan mimpi-mimpinya Sarah lebih senang berdo’a dan berdzikir kepada Tuhannya.
“Ya Allah terimakasih karena engkau telah memberikan orang tua angkat yang begitu menyayangi hamba, yang ikhlas membesarkan dan merawat hamba sampai saat ini,, hamba ingin sekali membalas setiap kebaikan yang mereka beri kepada hamba, semoga hamba bisa membahagiakan mereka. Ampunilah dosa-dosa mereka ya Allah dan sayangi mereka seperti mereka menyayangi hamba.
Ya Allah, hamba tau hamba adalah seorang manusia yang penuh dengan dosa hamba mohon ampunilah segala dosa-dosa hamba beserta kedua orang tua hamba yang mungkin kini tengah berada di surga-Mu, hamba rindu mereka ya Allah, hamba ingin sekali bertemu dengan mereka, hamba ingin bisa memeluk mereka dan berkumpul dengan mereka. Semoga mereka kini ada dalam rahmat-Mu..amiin”
Tak terasa air mata Sarah mengalir deras, ia menangis. Ia meminta,berdo’a, mengadukan segala rasa gundah dan gelisahnya kepada Allah. Saat ini ia sedang rindu sekali kepada kedua orang tuanya, meskipun ia tau kalau ia tidak akan pernah bisa bertemu dengan mereka lagi di dunia ini, ia hanya bisa memandangi foto kedua orang tuanya, foto itupun ia dapatkan dari bapak dan ibu Frans dulu.
Sarah berbaring diatas sejadahnya dan perlahan menutup kedua matanya. Tiba- tiba ada suara seorang laki-laki dan perempuan yang memanggil namanya.
“sarah,,sarah..”
“sarah anakku, bangun sayang..”
Antara sadar dan tidak Sarah mencoba membuka kedua matanya perlahan. Setelah membuka kedua matanya Sarah mendapati kedua sosok perempuan dan laki-laki yang wajahnya sama persis dengan wajah kedua orang tua Sarah dalam foto. Sarah pun bangun dan berdiri dengan wajah setengah kaget.
“ayah, ibu apakah ini kalian???” Tanya Sarah ,
“iya nak ini kami..”kata ibu Sarah,
Sarah langsung memeluk mereka, terpancar senyuman dari kedua orang tuanya, sementara Sarah menagis tersedu-sedu,
“sudah nak, jangan menangis..”kata ayahnya sambil mengusap air mata Sarah,
“ayah, ibu Sarah rindu sekali pada kalian..”jelas Sarah,
“iya nak kami tahu, kami juga sangat rindu kepadamu. Tapi kami tidak bisa disini bersamamu, kamu sudah cukup bahagia dengan kedua orang tua angkatmu sekarang.” kata ibunya,
“iya bu, tapi Sarah akan lebih bahagia lagi jika Sarah bersama kalian..” jelas Sarah,
“berjanjilah kepada kami, kau akan membahagiakan kedua orangtua angkatmu.” Kata ayahnya,
“tapi Sarah ingin ikut bersama kalian, Sarah ingin tinggal bersama kalian..” kata Sarah dengan air mata berlinang di pipinya,
Tetapi tiba-tiba ayah dan ibunya lenyap. Sarah pun terbangun, ternyata itu hanya sebuah mimpi.
“terima kasih ya Allah engkau telah mempertemukan hamba dengan kedua orang tua hamba”. kata Sarah tersenyum sambil kembali memandangi foto kedua orang tuanya,
***
“ya udah bunda, ayah Sarah berangkat dulu ya, takut telat nih..” pamit Sarah setelah ia menghabiskan sarapannya,
“iya hati-hati sayang..” kata bundanya,
“assalamua’laikum..”kata Sarah setelah mencium kedua tangan orang tuanya,
“waa’laikumsalam..”jawab kedua orang tuanya,
Sarah pun langsung menancap gas mobilnya, ia takut terlambat pergi ke kampusnya karena hari ini ada praktek ke rumah sakit.
Setibanya di kampus Sarah langsung bergegas menuju kelas untuk mendapatkan pengarahan terlebih dahulu dari dosen sebelum pergi praktek ke rumah sakit. Prakteknya kali ini ditugaskan per kelompok, kebetulan Sarah satu kelompok dengan Shanty teman dekatnya.
“hai..”sapa Shanty ketika Sarah tiba,
“hai juga..”Sarah membalas sambil duduk di samping Shanty,
“gue nggak terlambat kan?” Tanya Sarah,
“nggak lah, orang dosennya juga belum datang..”jawab Shanty,
“Alhamdulillah..”Sarah lega,
“kenapa emang sar?” Tanya Shanty,
“nggak, takutnya aja gue telat, lo tau sendiri kan dosennya itu siapa. ‘pak Kusnadi’ yang killer itu.” Jelas Sarah,
“hee dasar lo..” kata Shanty,
“eh eh pak Kusnadi datang tuh..”lanjut Shanty saat melihat seorang lelaki paruh baya dengan kumis tebal memasuki kelasnya,
Tenyata lelaki paruh baya itu adalah pak Kusnadi, kelas yang tadinya gaduh seketika berubah menjadi hening saat pak Kusnadi memasuki kelas itu. Pak Kusnadi memang terkenal killer dan disiplin, hal inilah yang menjadikannya seorang dosen yang ditakuti banyak mahasiswa. Tanpa basa-basi pak Kusnadi langsung memberikan pengarahan kepada para mahasiswa.
“para mahasiswa , karena kali ini kita akan menangani anak-anak yang menderita kanker otak saya harap kalian bisa lebih berhati-hati.” Jelas pak Kusnadi,
Suasana kelas agak sedikit gaduh saat para mahasiswa mendengar kalau mereka akan praktek di rumah sakit khusus kanker otak, karena pak Kusnadi tidak memberi tahu mereka. Sementara itu, Sarah menanggapi perkataan pak Kusnadi dengan pandangan kosong seperti ada sesuatu hal yang ia pikirkan terlebih saat ia mendengar kata ‘kanker otak’.
Kelas kembali tenang.
“kalian bisa paham semuanya?” Tanya pak Kusnadi,
“paham pak..” kata para mahasiswa kompak,
“ya sudah, kalau sudah paham semuanya, silahkan kalian pergi ke rumah sakit pihak rumah sakit sudah menunggu kalian.” Jelas pak Kusnadi,
Tak berselang lama semua mahasiswa pun pergi menuju rumah sakit.
***
Sarah dan Shanty berjalan menuju parkiran rumah sakit.
“akhirnya, selesai juga ya tugas kita hari ini..” kata Shanty lega,
“iya Alhamdulillah..” Sarah juga lega,
“tapi sar, lo keliatan simpati banget sama anak-anak tadi..” kata Shanty lagi,
“ya, jelas gue simpati. Emang lo nggak simpati?” Tanya Sarah,
“gue simpati ko, kasian ya mereka masih kecil udah mengidap penyakit parah kaya gitu. Beruntung banget kita bisa sehat seperti sekarang ini.” Jelas Shanty
Sarah hanya menanggapinya dengan senyuman kecil, dan mereka pun sampai di parkiran.
“gue pulang duluan ya..” pamit Shanty sambil memasuki mobilnya,
“oke”, jawab Sarah
Setelah Shanty pergi, Sarah pun menyusul.
Saat dalam perjalanan pulang, adzan Ashar tengah berkumandang Sarah pun berhenti di sebuah masjid untuk melaksanakan shalat Ashar. Setelah melaksnakan shalat Ashar, Sarah pun melanjutkan perrjalanannya untuk pulang. Namun, tiba-tiba Sarah menghentikan mobilnya.
Sarah tertunduk, ia memegangi kepalanya. Ia seperti sedang menahan rasa sakit yang cukup hebat, darah segar mengalir dari hidung mancungnya. Segera ia merogoh tasnya dan mengambil obat dari dalammya, obat yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi. Obat itu adalah obat penghilang rasa sakit terhadap penyakit kanker otak yang kini tengah ia derita.
Sarah mengidap penyakit kanker otak setahun terakhir, tidak ada orang yang mengetahui tentang hal ini kecuali dia sendiri dengan dokter Egi juga Allah SWT. Sarah tidak ingin siapapun tahu akan hal ini apalagi orang-orang yang ia sayangi, Sarah tidak ingin mereka berubah sedih saat mengetahui bahwa dirinya tengah sakit seperti ini. Sarah melarang dokter Egi untuk memberi tahukannya kepada orang lain, sekali pun kepada orang tuanya. Sarah menderita kanker otak stadium 3, ia di vonis hidup kurang lebih 2 bulan lagi.
Setelah Sarah meminum obatnya, dan merasa lebih baik Sarah pun menancap kembali gas mobilnya. 30 menit kemudian ia sampai di rumahnya.
“assalamua’laikum..” kata Sarah saat ia memasuki rumah 3 lantainya,
“waa’laikumsalam sayang..” jawab bundanya yang tengah duduk di sofa sambil membaca majalah,
Kemudian Sarah mencium tangan bundanya dan langsung tidur di atas pangkuan bundanya.
“keliatannya cape sekali sayang, wajahmu agak sedikit pucat?” Tanya bundanya,
“ia bunda hari ini cukup melelahkan..”jawab Sarah,
“bunda, bunda sayang kan sama Sarah?” Tanya Sarah
“ya sayang dong, pertanyaan kamu ada-ada aja ah..”kata bundanya
“sekalipun Sarah bukan anak bunda? Bunda nggak bakalan ninggalin Sarah kan?” Tanya Sarah lagi
Bundanya tertegun saat mendengar pertanyaan Sarah, ia langsung menutup majalahnya dan mengalihkan pandangan matanya kepada Sarah. Ia memandangi wajah Sarah lekat-lekat.
“sayang, sudah bunda bilang bunda itu sayang sekali sama kamu. Kamu itu anak bunda satu-satunya. Bunda nggak mau denger kamu ngomong kaya gitu lagi, dan bunda mana mungkin ninggalin kamu sayang” Jelas bundanya,
“kalau Sarah yang ninggalin bunda, gimana?” pertanyaan Sarah sugguh membuat bundanya heran,
“maksud kamu apa ?” Tanya bundanya,
“ nggak ko bunda, Sarah cape. Sarah ke kamar dulu ya.” Sarah bangun, tidak menggubris pertanyaan bundanya dan langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya,
Tak lama berselang, pak Frans tiba dari kantor.
“assalamua’laikum” kata pak Frans setibanya ia di rumah,
“waa’laikumsalam” jawab ibu Frans,
“tumben udah pulang pah?” lanjut ibu Frans,
“iya mah, hari ini papah lagi nggak ada kerjaan di kantor. Tapi tadi papah habis ketemu sama pak Ridwan. Mamah masih ingat kan sama pak Ridwan?” Tanya pak Frans sambil duduk di samping istrinya,
“pak Ridwan..”kata ibu Frans sambil mengkerutkan dahinya mencoba mengingat-ingat,
“iya mah itu lho pak Ridwan rekan bisnis papah yang dulu anaknya sempat mau kita jodohkan dengan Sarah.” Jelas pak Frans mengingatkan,
“oh pak Ridwan ayahnya nak Radit. Iya mamah ingat sekarang. Emang ada apa pah dengan pak Ridwan” Tanya  ibu Frans penasaran,
“gini lho mah, tadi papah tidak sengaja bertemu dengan pak Ridwan, lalu kita ngobrol menyambung niat kita dulu yang mau menjodohkan nak Radit dengan anak kita, dan ternyata kata pak Ridwan besok nak Radit akan pulang ke Indonesia dari Australy.” Jelas pak  Frans panjang lebar,
“oh gitu, terus apa yang akan papah lakukan?” Tanya ibu Frans masih belum paham,
“berhubung besok nak Radit akan pulang, papah berniat untuk mempertemukan mereka berdua. Langkah selanjutnya terserah kepada mereka, yang penting mereka bertemu dulu. Papah bukan menjodohkan mereka tapi papah hanya ingin memperkenalkan mereka saja, lagi pula nak Radit orangnya baik, pintar, dan taat akan agama juga. Jadi, tidak ada salahnya kan papah memperkenalkan mereka?” pak Frans meminta persetujuan istrinya,
“ia pah, mamah sih setuju-setuju aja. Lagian, selama ini Sarah belum pernah memperkenalkan lelaki mana pun kepada mamah. Tapi tadi Sarah agak aneh deh pah..” kata ibu Frans,
“aneh kenapa mah?” Tanya pak Frans penasaran,
“tadi Sarah kelihatan tidak seperti biasanya, ia terlihat lesu dan dia berbicara suatu hal yang belum pernah ia tanyakan sebelumnya.” Jelas ibu Frans,
“memangnya dia bicara apa mah?” Tanya pak Frans lagi,
“dia nanya sama mamah apakah mamah sayang sama dia meskipun dia cuma seorang anak angkat, terus dia bilang bagaimana kalau seandainya dia ninggalin mamah. Mamah heran sama sikap dia pah.” Jelas ibu Frans,
“mungkin dia kecapean aja kali mah atau sedang ada masalah dengan temannya.” Kata pak Frans,
“tapi, masalah pertemuan nak Radit dengan Sarah coba tolong mamah sampaikan kepada Sarah.” Lanjut pak Frans,
“kita bicarakan hal ini nanti saja saat kita makan malam pah, biar papah juga bisa ngomong langsung sama Sarah.” Saran ibu Frans,
“baiklah kalu begitu.” Pak Frans setuju,
***
Waktu makan malam pun tiba, mbo yem sibuk mempersiapkan makanan untuk makan malam keluarga Frans. Ibu Frans pun turut membantu mbo yem di dapur. Sementara pak Frans tengah duduk di meja makan.
“sini mbo biar saya saja, mbo yem tolong panggilkan Sarah aja di atas.” Kata ibu Frans sambil merebut piring makanan dari tangan mbo yem,
“tapi nyonya..” mbo yem menolak merasa tidak enak majikannya membantu pekerjaannya,
“udah, biarin mbo sama saya. Mbo tolong panggilkan Sarah aja di kamarnya di suruh turun.” Jelas ibu Frans,
“baik nya.” Kata mbo yem kini tak menolak,
Kemudian mbo yem pergi menuju kamar Sarah.
Setibanya di kamar Sarah, mbo yem langsung mengetuk pintu kamarnya dan memanggil-manggil anak majikannya itu.
“non Sarah, non Sarah..” kata Mbo yem,
“iya mbo..” terdengar Sarah nyaut dari dalam kamarnya,
“makan malam sudah siap non, non ditunggu sama nyonya dan tuan di bawah.” Jelas mbo Yem.
“iya mbo, aku kebawah sekarang” jawab Sarah lagi,
Kemudian mbo yem meninggalkan kamar Sarah menuju dapur kembali, di susul oleh Sarah yang pergi juga menuju meja makan.
Setelah menuruni anak tangga, Sarah pun tiba di meja makan. Karena makan malam tengah siap, bapak dan ibu Frans juga Sarah menikmati makan malam mereka.
“Sarah, kamu belum punya pacar kan?” Tanya ayahnya memulai perbincangan malam itu,
“belum yah, kenapa emangnya?” Sarah agak sedikit kaget,
“kamu masih ingat kan dengan nak Radit yang dulu sempat mau ayah kenalkan sama kamu?” Tanya ayahnya lagi yang di balas anggukan oleh Sarah,
“besok dia akan pulang ke Indonesia, dan setibanya di Indonesia dia mau langsung kesini untuk bertemu dengan kamu Sarah. Bagaimana menurut kamu Sarah? Kamu mau kan bertemu dengan nak Radit?” Tanya ayahnya membuat anaknya sedikit berfikir,
Sarah terdiam sejenak.
“kalau Sarah terserah pada Ayah dan bunda aja.” Jawab Sarah,
“ayah kamu ingin memperkenalkan kalian berdua. Ya anggap saja taa’ruf. Siapa tahu cocok dengan kamu. “ bunda Sarah memperjelas maksud suaminya,
“kalau cocok, nanti kita langsung bicarakan soal lamaran dan pernikahan. Tapi semuanya ada di tangan kamu Sayang, ayah tidak akn memaksakan kehendak ayah sendiri.” Kata ayahnya
Sarah kembali terdiam.
“kalau ini bisa membuat mereka bahagia akan aku lakukan. Semoga hamba tidak salah mengambil keputusan ya Allah.” Gumam Sarah dalam hati,
“iya, Sarah mau ko.” Jawab Sarah disambut senyum bahagia ayah dan bundanya,
Sarah pun melanjutkan makan malamnya. Setelah selesai ia langsung pergi ke kamarnya. Karena hari ini cukup melelahkan, setelah melaksanakan shalat Isya Sarah memutuskan untuk tidur.
Waktu menunjukkan pukul 01.00 WIB, Sarah tengah selesai melaksanakan sahalat Qiamullail’nya. Ia mengangkat kedua tangannya berdo’a dan meminta kepada Allah SWT tuhannya.
“ya Rabb..hamba sangat bahagia sekali bisa hidup dengan ayah dan bunda yang begitu menyayangi hamba, hamba ingin sekali untuk bisa membahagiakan mereka. Dan apabila dengan perjodohan ini bisa membuat mereka bahagia hamba akan melakukannya. Mengingat usia hamba yang hanya tinggal 2 bulan lagi karena kanker otak yang menggerogoti tubuh hamba, di sisa-sisa waktu hamba, hamba ingin melakukan hal-hal yang terbaik terutama untuk mereka.
Meskipun hamba tahu, usia hamba ada ditangan-Mu. Hamba milik-Mu ya Allah, hamba diciptakan oleh-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Jika engkau ingin mengambil hamba saat ini juga hamba ikhlas ya Allah. Ampunilah segala dosa-dosa hamba..amin ya rabbal a’lamin..”
Sarah berdo’a dengan air mata berlinang dipipinya, kemudian ia berbaring di atas sejadahnya dan menutup matanya perlahan.
***
Pagi yang dinanti pun tengah tiba, hari ini Sarah akn bertemu dengan lelaki pilihan ayahnya. Namun ada yang sedikit berbeda dipagi ini, langit terlihat agak gelap namun tidak turun hujan. Tetapi siapa yang peduli akan cuaca, yang penting hari ini akan berlangsung sebuah pertemuan yang tengah dinanti oleh keluarga Frans.
Jarum jam tengah menunjukkan pukul 09.00 WIB,
“pah, nak Radit mau datang jam berapa ke rumah kita?” Tanya ibu Frans kepada suaminya,
“mungkin sekitar jam 10han. Kata pak Ridwan jam 9 nak Radit sampai di bandaranya mah.” Jelas pak Frans,
“oh begitu to, mamah udah nggak sabar pah ingin segera melihat nak Radit.” Kata ibu Frans,
“orang anak kita juga yang mau ketemu ko jadi mamah sih yang nggak sabar. Tapi Sarah sudah tahu kan kalau nak Radit akan datang jam 10 pagi ini?” Tanya pak Frans,
“sudah pah, mamah semalam bilang sama Sarah sebelum ia tidur tapi mamah ngasih tahunya jam 9 pah.” Jelas ibu Frans,
“oh iya lebih cepat lebih baik mah.” Kata pak Frans,
Ketika mereka berbincang-bincang tiba-tiba bel rumah berbunyi,
“ding dong, ding dong..”
“biar saya saja mbo yang membukakan pintu siapa tau itu nak Radit..”kata ibu Frans saat melihat mbo yem menuju pintu rumahnya,
“njeh bu…”kata mbo yem,
Kemudian ibu Frans menghampiri pintu rumahnya dan membukanya.
Saat ia membuka pintu ia mendapati dua orang lelaki, yang satu lelaki paruh baya yang sudah ia kenal sebelumnya sementara yang satunya lagi lelaki berparas ganteng yang kira-kira berusia 26 tahun yang baru ia lihat.
“silahkan masuk..” ibu Frans mempersilahkan,
Kemudian mereka duduk di ruang tamu, yang ternyata sudah ada pak Frans disana. Pak Frans pun langsung merangkul dan bersalaman dengan pak Ridwan juga Radit anaknya.
Setelah itu mereka berempat pun duduk.
“silahkan tuan ini minumnya..” kata mbo yem sambil menyimpan minuman di atas meja,
“makasih mbo..”kata nak Radit,
“mah, ini lho nak Radit yang papah ceritakan waktu itu.” Kata pak Frans kepada istrinya memperkenalkan Radit,
“tante..” kata Radit sambil menundukkan kepalanya sesaat,
“tapi kedatangan pak Ridwan bersama nak Radit lebih awal dari perkiraan sebelumnya.” Kata ibu Frans,
“iya, kebetulan penerbangan Radit lebih awal.” Jelas pak Ridwan,
“bagaimana dengan kuliah kamu nak Radit?” Tanya pak Frans,
“Alhamdulillah om sejauh ini sangat baik sekali, sekarang saya sedang melanjutkan kuliah S2 saya.” Jelas nak Radit,
“Oh hebat ya, om dengar kuliah S2 nya juga beasiswa ya?” Tanya pak Frans lagi,
“begitu lah om, ngomong-ngomong Sarahnya mana om?” Tanya Radit yang sedari tadi tidak mendapati sosok Sarah,
“Sarah ada, masih di kamarnya, biasa lah perempuan mungkin sedang bersiap-siap.” Jelas pak Frans,
“biar mamah panggilkan.” Kata ibu Frans, kemudian ia beranjak menuju kamar Sarah,
Setelah sampai di pintu kamar Sarah, ibu Frans langsung mengetuknya.
“Sayang, kamu lagi ngapain. Nak Radit sudah datang, kamu ditunggu di bawah sayang..” kata ibu Frans di depan pintu Sarah, namun Sarah tak menjawab.
Beberapa kali ibu Frans memanggil Sarah namun tetap tak ada jawaban, karena penasaran Ibu Frans pun membuka pintu kamar Sarah yang ternyata tidak di kunci. Ibu Frans mendapati anaknya Sarah tengah terbaring di atas sejadahnya.
“anak ini, masih saja tidur sudah tau akan ada tamu yang menemuinya..” kata ibu Frans sambil menggelengkan kepalanya, kemudian ia menghampiri Sarah yang masih terbalut mukena itu.
“Sarah, bangun nak ini udah siang nak Radit sudah datang dan menunggu kamu di bawah.” Jelas bundanya, namun tetap tidak mendapatkan reaksi dari Sarah.
“Saraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh..” teriak bundanya saat membalikkan tubuh Sarah, ia melihat darah yang tengah kering di hidung Sarah,
Mendengar teriakan istrinya pak Frans, pak Ridwan, juga Radit langsung pergi menuju asal suara.
“ada apa mah?” Tanya pak Frans saat tiba di kamar Sarah, ibu Frans hanya menangis tidak mengeluarkan satu patah kata pun.
“Sarah kenapa mah? Sarah kenapa?” pak Frans panic ketika melihat Sarah di pangkuan istrinya,
Kemudian Radit melihat Sarah dan menempelkan jari tangannya ke hidung Sarah.
“innalillahi wa inna ilaihi raji’un..” gumam Radit mengetahui bahwa Sarah sudah tak bernyawa lagi,
“tidak, tidak mungkin nak Radit. Nak Radit jangan bicara sembarangan..bangun Sarah bangun..” Kata ibu Frans sambil menangis tersedu-sedu,
“Sabar mah sabar, Sarah sudah meninggalkan kita.” Kata pak Frans bijak setelah mengetahui anaknya tengah tiada,
Sarah Alzena Nugroho telah pergi meninggalkan kedua orang tua angkatnya Frans Aditya Nugroho (bapak Frans) dan Alinda Kusuma (ibu Frans). Semua orang yang ada saat itu menangis termasuk Radit yang baru kali ini melihat Sarah. Meskipun demikian, namun mereka mencoba untuk mengikhlaskan kepergian Sarah.
Mungkin kini Sarah tengah meninggalkan kedua orang tua angkatnya, tetapi Sarah akan bertemu dengan kedua orang tua ia yang sebenarnya di Surga.

_Selesai_